Surabaya, 9 Juli 2008 adalah hari spesial buatku. Hari itu, usiaku genap 21 tahun. Usia yang kata orang cukup matang untuk menghadapi “hiruk pikuk” dunia. Yup, siap tidak siap aku harus sangat memikirkan apa yang akan aku lakukan hari ini, besok dan seterusnya untuk hidupku. FADILA SYAMSUL, walaupun namanya agak aneh dan selalu membuat orang bertanya-tanya “Laki-laki atau perempuan?”, tapi aku selalu bersyukur dengan apa yang dianugrahkan orang tuaku padaku. Absolutly, aku adalah wanita, wanita tulen tepatnya (he...he...). Lahir di Surabaya dan tumbuh dewasa di sana. Tapi sempat berkelana selama 5 tahun di Situbodo (kota dimana ayahku dilahirkan) dari kelas 1 SMP sampai kelas 2 SMA. Hal ini membuat aku mempunyai pengalaman beragam dalam hidupku. Ada yang behagia tapi juga ada sedih, ada tertawa dan juga ada air mata. Satu hal paling membuatku terpuruk adalah kehilangan dua orang yang sangat aku sayangi dalam hidupku. Ayahku dan kakak perempuanku. Mereka berdua pergi ke tempat yang sangat jauh, tapi dekat dengan Allah...
Sejak itu yang ku punya hanya ibu dan kakak perempuanku yang kedua. Menjadi single parent tentu tidak mudah karena ibu harus berjuang sendiri untuk anak-anaknya. Tapi syukurlah saat usiaku 10 tahun, ibu menemukan orang yang mau berbagi suka dan duka. Kemudian mereka menikah dan otomatis laki-laki itu menjadi “papaku” hingga sekarang. Sejak itu hidup keluargaku berubah karena ibu atau yang ku panggil “mami” tidak lagi sendiri memikul semua beban keluarga. Walaupun harus ada sedikit adaptasi dengan situasi baru tapi proses itu tidak terlalu sulit karena sejarahnya papa adalah rekan kerja mamiku dan kami dekat sejak aku masih kecil.
Berkat papa aku bisa lanjutkan pendidikanku hingga sekarang, tepatnya di UPN Veteran Surabaya. Dan aku tidak ingin mengecewakannya, maka aku berjuang sekuat tenaga untuk membuatnya bangga. Alhamdulillah, Ipku selalu di atas 3. dan karena aku adalah anak terakhir, maka aku adalah anak kesayangan mamiku, dialah orang terpenting dalam hidupku. Mereka adalah inspirasiku, tanpa mami dan papa, i’m nothing...