Kamis, 07 Agustus 2008

Pengen Lulus? Duit dulu...




Bagi seorang mahasiswa, lulus adalah impian terbesar mereka yang dinanti-nantikan. Setelah menempuh 7 semester (jika lancar), maka hal terbesar yang harus dikerjakan adalah skripsi. Dan untuk mengerjakan skripsi seorang mahasiswa diharuskan mengikuti bimbingan pada salah satu dosen di jurusannya. Di Jurusan Ilmu Komunikasi UPN Surabaya misalnya, sedang tersebar banyak isu bahwa bimbingan yang dilakukan mahasiswa pada dosen, tidak akan lancar apabila tidak didukung oleh materi (uang sogokan) yang banyak. Ironis sekali memang, bahkan cenderung seperti memanfaatkan “kesempatan dalam kesempitan”.

Dari isu-isu yang beredar di kalangan mahasiswa, mahasiswa yang mengerjakan skripsi harus mempersipakan diri dan materi sebelum mereka melakukan bimbingan dengan dosen. Salah-salah judul atau analisa data yang mereka ajukan tidak akan disetujui oleh dosen pembimbing. Untuk itu tidak jarang mahasiswa membawakan “oleh-oleh” pada dosen pembimbing saat melakukan bimbingan. Selain oleh-oleh tersebut, menurut mereka, tidak jarang si dosen meminta sendiri imbalan atas bimbingannya pada mahasiswa. Tentunya sesuatu yang lebih besar dari sekedar oleh-oleh.

Hal ini tentu saja meresahkan mahasiswa yang hendak menempuh skripsi dan bimbingan. Bagaimana jika mahasiswa tersebut mempunyai keadaan materi yang terbatas? Untuk membeli oleh-oleh saja susah, apalagi yang plus-plus? Fenomena di kalangan mahasiswa ini tentu tidak dapat di pandang sebelah mata. Tidak ada yang tahu, apakah isu-isu yang beredar benar atau tidak. Tetapi selaku mahasiswa dan dosen kita harus sama-sama mempunyai kesadaran bahwa pendidikan harus lebih diutamakan dari sekedar materi.

Tidak ada komentar: